Sekitar 1000 Mahasiswa dari berbagai kampus DIY antara lain UGM, UMY, UNY, UIN, UII, STMIK Amikom, UAD, STEI Hamfara, IST Akprind dan beberapa Universitas lainnya memadati seputar bundaran Universitas Gadjah Mada pagi hari Ahad, 19 Oktober 2014.
Para Mahasiswa tersebut berdatangan dari berbagai penjuru terlihat memenuhi arena berlangsungnya Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS) 2014 Yogyakarta sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang juga dilaksanakan di 72 kota lain dengan diikuti tidak kurang dari 25.000 Mahasiswa se-Indonesia.
Namun tidak perlu heran jika "blow up" media terhadap pemberitaan perhelatan ICMS tak akan seperti ramainya ramalan Kabinet Pemerintahan baru yang menjejali setiap detik pemberitaan media cetak maupun elektronik. Event yang cukup menggemparkan dunia kampus di tanah air ini tidak akan banyak tampil di media masa meski begitu banyak yang meliput pelaksanaannya di berbagai kota. #TanyaKenapa? Bisa jadi karena dirasa sangat mengherankan, kampus yang sejatinya dijadikan ladang menghasilkan Mahasiswa pengusung demokrasi, ternyata juga begitu lantang menyerukan Khilafah.
Walau begitu, ternyata fakta yang akan dihadapi sama sekali tidak menyurutkan langkah, apalagi menciutkan teriakan para Mahasiswa yang ingin mewujudkan perubahan Ideologis ini.
Terbukti, meskipun sesuai rencana Konggres baru akan dimulai tepat pukul 08.30 WIB, namun ternyata antusiasme yang begitu besar dari para peserta membuat mereka sudah berdatangan satu jam sebelum acara dimulai. Terlihat para peserta membawa berbagai atribut dan poster untuk semakin meramaikan jalannya acara. Gelora semangat seluruh Mahasiswa yang menghadiri perhelatan akbar untuk segera mewujudkan kembali Kehidupan Islam ini sangat nampak jelas. Dari sisi perlengkapan, panggung dan segenap peralatan lainnya seperti bendera al-Liwa dan ar-Royah, sound system, serta backdrop acara pun telah disiapkan untuk menggelar event akbar ini. Panggung inilah yang akan menjadi saksi seruan mahasiswa Islam "We Need Khilafah, Not Democracy and Liberal Capitalism".
Konggres dimulai dengan salam dan yel-yel pembukaan yang dipimpin oleh pembawa acara membuat atmosfer semangat seluruh peserta semakin meledak-ledak.
Sambutan ketua panitia ICMS Yogyakarta mengajak seluruh aktivis pergerakan Mahasiswa Yogyakarta bahwa sekarang saatnya lah satukan Visi perjuangan dengan menjadikan Khilafah menjadi Mainstream perjuangan Mahasiswa Indonesia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan musikalisasi puisi yang kian membakar semangat mahasiswa. "Kita berdiri disini karena kita sudah muak dengan pendidikan yang membodohkan ini, pergaulan yang liar, juga ekonomi liberal yang menyengsarakan. Kita berkumpul hari ini karena kita muak dengan peradaban yang kelam ini, sebab kita benci dengan ilusi Demokrasi. Tapi lebih dari itu, kita berkumpul di Bundaran UGM ini untuk menyerukan kepada masyarakat bahwa mahasiswa Islam Yogyakarta berjuang menegakkan Khilafah. Ayolah kawan, bangkitlah, berontaklah.. Takbiiir!"
Seluruh pesertapun menyambut dengan pekikkan takbir yang begitu membahana.
Orasi Politik Mahasiswa
Dhimas Haris, perwakilan Mahasiswa Islam UII menyampaikan orasinya yang berjudul "Khilafah: Kepemimpinan yang Adil Menggantikan Penguasa Demokrasi yang Khianat dan Korup".
Ia memaparkan,"Demokrasi lahir tidak di Indonesia tetapi di negeri kufur. Demokrasi digunakan untuk menjajah negeri Muslim termasuk Indonesia. Kebenaran diukur dengan jumlah kepala manusia, bukan dengan isi kepala manusia. Sedangkan Islam datangnya dari Allah, Pencipta manusia. Dia yang tahu kebutuhan manusia. Ingatlah pesan Nabi Muhammad saw yang begitu mencintai kita hingga di akhir hayat pun beliau hanya mengingat kita.
Amir, perwakilan mahasiswa STEI Hamfara, yang membawakan orasi dengan judul "Khilafah Wujudkan Sistem Ekonomi Menyejahterakan Rakyat, Tinggalkan Sistem Ekonomi Liberal yang Menyengsarakan Rakyat".
"Negara ini bukan milik individu tapi adalah milik umum, milik rakyat. Namun kenyataannya, sebagian besar dikuasai oleh asing. Dikuasai oleh sistem Ekonomi Neolib yang banyak menyengsarakan rakyat. Indonesia yang kaya akan SDA namun rakyat banyak yang mati kelaparan. Hal ini tidak lain dikarenakan penerapan sistem ekonomi kapitalis. "..Indonesia mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, tapi kemanakah itu semua?"
"Ini harus segera dihentikan dan diganti oleh sistem ekonomi Khilafah yang menjamin kesejahteraan rakyat. Karenanya Islam mengatur kepemilikan untuk negara, umum, dan juga individu. Umat Islam berserikat dalam tiga hal: air, api dan padang rumput. Sistem inilah yang seharusnya mengatur Indonesia, mengatur dunia." Orasinya ditutup dengan pekikan takbir yang diikuti oleh seluruh peserta.
"Saatnya kita kembali kepada sistem Khilafah yang mampu mewujudkwn sistem ekonomi menyejahterakan rakyat, tinggalkan sistem ekonomi liberal yang menyengsarakan rakyat."
Aksi Teatrikal
Getaran semangat peserta kian menguat mengiringi aksi teatrikal yang dipersembahkan oleh panitia. Pada aksi teatrikal "Perjuangan Mahasiswa untuk Mengganti Sistem Demokrasi dan Ekonomi Liberal dengan Khilafah" digambarkan betapa besar kerusakan tatanan kehidupan setelah puluhan tahun Indonesia menjalankan sistem Demokrasi dan Sekulerisme. Peserta semakin terbakar semangatnya utk segera mengakhiri kepemimpinan Demokrasi dan meneriakkan sistem terbaik sebagai pengganti "Khilafah.. Khilafah.. Allaahu Akbar!"
Turut hadir dan memberikan orasi, Haris Ardianto, perwakilan #Mahasiswa_Islam dari UGM dengan judul "Khilafah Mewujudkan Peradaban Mulia dan Agung selama 1300 Tahun".
Mahasiswa S2 Teknik Fisika ini menjelaskan,"Keterpaduan antara ketakwaan individu dan negara yang melindungi inilah yang mampu mewujudkan peradaban masyarakat yang luar biasa".
Orator pun mengajak mahasiswa untuk menyatukan langkah perjuangan untuk tegaknya Khilafah Rasyidah 'ala Minhajinnubuwwah.
Orasi keempat di sampaikan oleh Ahmad Sirajuddin, perwakilan dari mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, orasi yang berjudul "Tegaknya Khilafah Melahirkan Generasi Terbaik Abad Ini"
Ia menegaskan bahwa banyaknya generasi muda saat ini ternyata tidak ada yg berkualitas. Apalagi mahasiswa yang ada di kampus elite hanya dijadikan sebagai buruh murah Kapitalisme. Berbeda dengan Khilafah yang bahkan keagungannya tidak hanya diakui oleh Islam sendiri. Tapi barat juga mengakuinya. Islam melahirkan generasi-generasi cerdas dan berkualitas.
Orator pun mengajak para mahasiswa, bahwa melalui ICMS ini menjadi bukti ketidak relaan Mahasiswa Muslim terhadap pendidikan di Indonesia yang banyak melahirkan generasi rusak dan merusak.
Testimoni Mahasiswa Islam
Dalam sesi testimoni disampaikan oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus Yogyakarta diantaranya ISI, STMIK Amikom, Pascasarjana UGM. Mereka menyampaikan apresiasinya kepada perhelatan akbar ICMS 2014 serta seluruh peserta ICMS 2014 di seluruh Indonesia. Mereka pun mengajak seluruh #Mahasiswa_Islam di Yogyakarta untuk berkontribusi dalam perjuangan mengganti sistem kufur Demokrasi, diganti dengan sistem Khilafah.
Bahkan salah seorang aktivis mahasiswa dan penulis buku, La Ode Munafar menyeru kepada seluruh #Mahasiswa_Islam untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki demi tegaknya Khilafah.
Pidato Politik Hizbut Tahrir oleh DPD HTI oleh Ustadz Ir. M. Rosyid Supriadi, M.Si.
"Khilafah adalah keagungan. Keadilannya telah dinikmati 2/3 dunia. Dan
kini, semangat penerapan syariat Islam dalam ranah negara terjadi di
berbagai negara. Penegakan Syariah dan Khilafah tak hanya demi
orang-orang Islam dan orang-orang Indonesia, tetapi untuk seluruh umat
dan untuk seluruh dunia". Seruan Ustadz Rosyid disambut dengan pekik
takbir oleh peserta.
Alìh-alih menyurutkan semangat mahasiswa, terik mentari justru kian membakar semangat para agen perubahan. Rezim demi rezim yang pernah berkuasa di Indonesia telah sukses mendzhalimi rakyat dengan kebijakan-kebijakan Kapitalisme Liberal.
Pembacaan dan Penandatanganan Resolusi Mahasiswa Hizbut Tahrir oleh Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM), Yayan Adi Putra.
Resolusi Mahasiswa Tuntut Rezim Jokowi.
Ketua LKM DIY, Yayan Adi Putra, mengunci semangat juang para mahasiswa dalam pembacaan Resolusi Mahasiswa Islam untuk rezim Jokowi-JK. Garis besar isinya sebagai berikut:
1. Rakyat sengsara akibat penerapan sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalis liberal. Hentikan sistem zhalim tersebut, ganti dengan sistem Islam dalam Khilafah.
2. Hentikan dominasi asing dlm berbagai bidang khususnya pengelolaan SDA
3. Hentikan pinjaman luar negeri&hutang ribawi
4. Alihkan semua investasi sektor non real kpd sektor real
5. Wujudkan sistem pendidikan&budaya Islami
Tak hanya berhenti di Yogyakarta, penandatanganan Resolusi akan dikirim kepada rezim baru negeri ini, Jokowi-JK pada acara puncak ICMS 2014 tanggal 2 November 2014 di Jakarta.
Pembacaan Do'a dan Penutup
Pada sesi ini seluruh mahasiswa diajak untuk tetap berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam barisan dakwah hingga tegak kembali izzul Islam wal Muslimin.
Di akhir aksi damai ini, para peserta merapikan atribut aksi, membersihkan sampah sekitar dan menyudahi aksi dengan tertib.
Tuntasnya acara bukanlah akhir dari perjuangan ini, melainkan awal perjuangan untuk mewujudkan kebangkitan hakiki dalam bingkai Khilafah. Semoga Allah menjaga kita agar istiqomah dalam langkah perjuangan ini.
Dan alhamdulillah, estafet seruan mulia di 73 kota telah tertunaikan di Kota Pendidikan. Panggilan kepada seluruh Pergerakan Mahasiswa Muslim Yogyakarta untuk turut serta dalam derap langkah yang sama serta menyatukan Visi dan menjadikan Khilafah sebagai Mainstream Perjuangan untuk meraih Kebangkitan hakiki menanti jawab agar segera disambut oleh setiap Mahasiswa Muslim.
Setelah ini perjalanan belumlah usai saudaraku, namun pintu gerbang keberhasilan yang kita nanti selama ini sudah tidak lama lagi! Allahu Akbar!
Mari bersama 25.000 Mahasiswa berbagai penjuru Nusantara kita serbu Jakarta!
Acara Puncak ICMS 2014 Jakarta | 2 Oktober di depan Istana Merdeka
Daftar di http://goo.gl/pQNBuj
dan #YukNgaji di http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/ [far]